BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan biaya standar?
2. Apa saja biaya standar dalam harga pokok produksi?
3. Bagaimana penerapan biaya standar dalam akuntansi?
4. Bagaimana
penerapan sistem biaya standar pada metode harga pokok pesanan?
C.
TUJUAN MAKALAH
Berdasarkan dengan rumusan masalah
diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Pengertian
biaya standar dan sistem biaya standar;
2. ;
3. Penerapan
biaya standar dalam akuntansi;
4.
penerapan sistem biaya
standar pada metode harga pokok pesanan.
BAB
III
PEMBAHASAN
III.1 DEFINISI
A. Pengertian Biaya Standar
Standar digunakan di perusahaan manufaktur atau
perusahaan yang memproses bahan baku menjadi barang jadi, dengan demikian
produk dapat dihitung setelah produksi selesai dan dapat juga dihitung di muka
sebelum produksi dimulai. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik. Bila biaya-biaya tersebut ditentukan di muka
maka biaya-biaya tersebut merupakan biaya standar untuk bahan baku, tenaga
kerja dan overhead.
Mulyadi (2005 : 387) mengemukakan bahwa : “ Biaya standar
adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai
kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor
lain tertentu.”
Berdasarkan definisi di atas, maka biaya standar
merupakan pedoman dalam pengeluaran biaya, besarnya pengeluaran biaya yang
sesungguhnya terjadi tidak boleh menyimpang dari standar yang sudah ditentukan.
Jika terjadi penyimpangan terhadap standar maka yang dianggap benar adalah
standarnya.
Standar pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai
standar ideal (ideal standard) dan
standar yang dicapai saat kini (currently
attainable standard), atau rata-rata biaya yang lalu. Standar ideal atau
standar teoritis adalah standar yang menghendaki adanya efisiensi yang maksimum
yang hanya dapat dicapai apabila segala sesuatunya beroperasi secara sempurna,
tidak ada kerusakan mesin, kelambatan, atau keterampilan yang kurang sempurna. Currently attainable standard atau attainable high performance adalah
standar yang dapat dicapai dalam kondisi operasi yang efisien, standar yang
didasarkan pada tingkat efisiensi tertinggi yang dapat dicapai oleh para
karyawan. Standar tersebut memberikan toleransi kemungkinan terjadi kerusakan
yang normal, keterlambatan, dan kekurang-sempurnaan keterampilan.
Kusnadi, dkk (2001 : 253) mengemukakan : “Biaya standar
adalah biaya yang diharapkan dapat dicapai untuk proses satu produk tertentu
dalam kondisi normal.” Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi
biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat
mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari
biaya standar yang ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini mencatat biaya yang
seharusnya dikeluarkan dan biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan
perbandingan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya serta menyajikan
analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar.
Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya.
Biaya standar merupakan alat yang penting di dalam menilai pelaksanaan
kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan
dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksanaan dalam melaksanakan
pekerjaan seharusnya dilaksanakan, dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan
tersebut seharusnya dilaksanakan.
Ø Pengertian
Sistem Biaya Standar
Sistem
biaya standar adalah salah satu sistem harga pokok yang di tentukan dimuka
untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan cara menentukan besar nya biaya
bahan bau, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk mengolah
satu satuan produk atau jasa tertentu. Biaya standar dipakai sebagai alat untuk mengukur dan
menilai prestasi pelaksanaan, oleh karena itu biaya standar harus di tentukan
dengan teliti dan ilmiah melalui penelitian teknis, penilaian prestasi,
penelitian laboratorium, penelitian gerak dan waktu, penentuan standar kualitas
dan kualitas, penelitian tingkat harga sehingga biaya standar dapat ditentukan
dengan teliti, terpercaya dan disepakati sebagai norma untuk mengukur
pelaksanaan.
I.
MANFAAT BIAYA STANDAR
Pemakaian
biaya standar memberikan manfaat kepada perusahaan untuk:
a.
Perencanaan
Penetapan
biaya standar didasarkan atas investigasi, studi, dan penelitian faktor-faktor
yang mempengaruhi biaya standar. Standar tersebut dapat dipakai sebagai dasar
yang kuat untuk menyusun rencana kegiatan perusahaan dengan efisien, ekonomis,
dan teliti.
b.
Koordinasi
Koordinasi
adalah fungsi untuk membuat semua bagian di dalam perusahaan berdaya upaya mencapai tujuan perusahaan
secara terkoordinasi. Penetapan dan pemakaian biaya standar akan membiasakan
adanya koordinasi antar bagian di dalam organsasi perusahaan yang berhubungan
dengan standar tersebut.
c.
Pengambilan Keputusan
Pemakaian
biaya standar menentukan biaya yang seharusnya terjadi sebelum produk atau jasa
mulai diolah atau dikerjakan. Informasi biaya standar tersebut sangat
bermanfaat bagi manajemen sebagai dasar pengabilan keputusan.
d.
Pengendalian Biaya
Biaya
standar mencerminkan biaya yang seharusnya terjadi yang ditentukan untuk setiap
elemen biaya dan pada setiap departemen dimana produk di olah. Biaya standar
tersebut akan dapat di pakai sebagai alat pengendalian biaya dan menilai
prestasi pelaksanaan dengan baik.
e. Memungkinkan
Diterapkan ̋ Prinsip Pengecualian ˝
(Principle of Exception)
Pada
pabrik besar memiliki karyawan yang relatif banyak dan kegiatan berbagai macam,
hal ini mengakibatkan eksekutif atau pengawasan tidak dapat menilai efisiensi
dan produktivitas setiap individu. Untuk mengatasi masalah tersebut manajemen
harus menggunakan “ prinsip pengecualian “, yaitu menitikkan perhatiannya
kepada hal-hal yang menyimpang dibanding dengan standar yang sudah ditetapkan.
Perhitungan dan analisa selisih biaya standar akan dapat menunjukkan elemen biaya
apa, pada departemen mana, apa penyebabnya, dan siapa yang bertanggungjawab
terhadap selisih biaya tersebut.
f.
Penentuan Insentif
kepada Personal
Standar
yang baik adalah standar yang masuk akal dan memungkinkan untuk dapat dicapai
oleh para pelaksana. Apabila standar dikaitkan ddengan pemberian insentif
kepada karyawan yang dapat berprestasi lebih baik dibandingkan standar, maka
karyawan akan memperoleh motivasi untuk berprestasi. Bentuk insentif kepada
karyawan misalnya berupa: bonus dalam bentuk uang, hadiah, waktu libur, promosi
dan sebagainya.
g.
Menekankan atau
Mengurangi Biaya Administrasi
Pemakaian
biaya standar dapat menekan atau mengurangi waktu, tenaga dan biaya
administrasi.
II.
JENIS–JENIS STANDAR
Berbagai
jenis standar yang dapat dipertimbangkan penggunaannya oleh perusahaan harus
didasarkan kepada faktor-faktor anggapan sebagai berikut:
1. Faktor
Tingkat Harga
Beberapa
konsep tingkat harga yang dapat dipakai untuk menentukan biaya standar adalah:
a. Standar
Ideal (ideal standard)
Standar ideal untuk tingkat
harga mendasarkan anggapan kepada tingkat harga bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik yang paling rendah. Apabila tidak ada
perubahan yang besar terhadap keadaan perekonomian, standar ideal ini jarang
diubah.
b. Standar
Normal (Normal Standar)
Standar
normal untuk tingkat harga mendasarkan anggapan kepada tingkat harga yang
diharapkan rata-rata yang diharapkan terjadi dalam siklus perusahaan.standar
harga ini umumnya tidak direvisi sebelum skedul perusahaan berakhir.
c. Standar
karen (current standard)
Standar karen untuk
tingkat harga mendasarkan anggapan kepada tingkat harga yang diharapkan akan
terjadi didalam periode akuntansi pemakian standar.
d. Standar
dasar (basic standard)
Standar dasar untuk
tingkat harga menggunakan anggapan kepada tingkat harga yang diharapkan terjadi
pada tahun pertama (permulaan) penggunaan standar.
2. Faktor
Tingkat Prestasi
Di
dalam menyusun standar harus didasarkan kepada konsep tingkat presentasi yang
akseptabel (pantas) dapat dicapai. Penentuan tingkat presentasi standar dapat
dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Standar
prestasi teoritis (theorical performance standard)
Standar
prestasi teoritis disebut pula standar ideal atau standar sempurna.standar ini
didasarkan kepada anggapan bahwa semua pelaksana akan dapat bekerja dengan
tingkat yang paling efisien.
b. Standar
prestasi terbaik yang dicapai (attainable good performance standard)
Standar
prestasi ini didasarkan kepada standar prestasi teoritis dengan memperhitungkan
hambatan-hambatan prestasi yang tidak dapat dihindari terjadinya.
c. Standar
prestasi rata-rata masa lalu (avarage past performance standard)
Standar
prestasi ini mendasarkan kepada rata-rata prestasi masalalu untuk menentukan
standar prestasi yang akan datang. Standar prestasi ini umumnya relatif mudah
dicapai, akan tetapi bukan merupakan alat pengukur prestasti yang baik.
Rata-rata prestasi masa lalu umumnya terdapat unsur prestasi yang tidak efisen
yang seharusnya tidak dimasukkan kedalam penentuan standar.
d. Standar
normal (normal performance standard)
Standar
prestasi nornam didasarkan atas taksiran tingkat prestasi dan efisiensi yang
normal dapat dicapai oleh para pelaksana diwaktu yang akan datang, standar
prestasi normal ini ditentukan untung jangka waktu yang relatif panjang dengan
cara mengeliminasi keadaan yang bersifat musiman dan fluktuasi yang bersifat
siklikal ( cyclical).
3. Faktor
Tingkat Produksi
Tingkat
produksi yang dapat dipertimbangkan di dalam penentuan standar adalah sebagai
berikut:
a. Standar
kapasitas teoritis (theoritical capacity standard)
Standar kapasitas
teoritis mendasarkan kepada kemampuan produksi suatu departemen atau pabrik
pada kecepatan penuh tanpa berhenti. Pada standar teoritis tidak
memperhitungkan hambatan-hambatan atau pemberhentian kegiatan produksi yang
tidak dapat dihindari, baik yang disebabkan faktor internal atau eksternal.
b. Standar
kapasitas praktis (practical capasity standard)
Standar kapasitas
paraktis merupakan salah satu konsep pendekatan jangka panjang.standar
kapasitas praktis didasarkan kepada tingkatan produksi teoritis dikurangi
dengan hambatan-hambatan kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari karena
faktor internal perusahaan, jadi didasarkan kepada kegiatan pabrik dengan
tingkat efisiensi yang diharapkan dapat dicapai pada kondisi pemakaian standar.
c. Standar
kapasitas normal (normal capacity standard)
Standar kapasitas
normal juga merupakan konsep pendekatan jangka panjang. Standar kapasitas
normal adalah standar kegiatan produksi yang di hitung dari standar kegiatan
teoritis dikurangi hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari baik yang
datangnya dari faktor internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.
d. Standar
kapasitas yang diharapkan (expected capacity standard)
Standar kapasitas yang
diharapkan mendasarkan epada kegiatan produksi yang diharapkan dapat dicapai
pada periode akuntansi pemakaian standar, sehingga merupakan pendekatan jangka
pendek.
Setelah
faktor-faktor anggapan yang mempengaruhi standar dipertimbangkan, maka
perusahaan dapat memilih kombinasi dari ketiga faktor tersebut, misalnya
digunakan: standar tingkat harga karen, standar prestasi terbaik yang dapat
dicapai, dan standar tingkat produksi normal.
III.
PENENTUAN BIAYA STANDAR
Agar
biaya standar dapat dipakai dengan baik, maka penyusunannya harus diserahkan
kepada sejumlah karyawan atau sekelompok karyawan yang diberi wewenang dan
bertanggung jawab atas penentuan standar tersebut, untuk lebih efektifnya
standar maka wewenang dari badan yang menentukan standar tersebut hendaknya
sederajat dengan fihak-fihak yang harus bertanggung jawab atas selisih biaya
yang timbul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar